Langsung ke konten utama

 

PANDEMI COVID-19: PEMBELAJARAN YANG BERMAKNA

Oleh: Muslimin,S.Pd.

 

            Pandemi  menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas. Pandemi adalah keadaan khas dunia yang sudah ada sejak dahulu kala. Pandemi di Indonesia misalnya, pernah terjadi pada tahun 1930-an yang disebut flu Spanyol. Dalam catatan sejarah, pandemi ini telah merenggut puluhan ribu nyawa. Apalagi masa itu Indonesia masih di bawah cengkeraman penjajah Belanda. Segalanya penuh keterbatasan, mulai dari obat-obatan hingga penanganan korban. Konon kabarnya banyak mayat bergelimpangan membusuk, tidak ada yang memulasara, karena sebagian besar warga terjangkiti dan tidak sanggup merawat jenazah.

            Awal 2020 datanglah pandemi yang hampir meluluhlantakkan segalanya: peradaban dunia, ekonomi, budaya, kesehatan, dan sebagainya. Ia disebut covid-19, atau biasa disebut corona. Indonesia pun tidak luput dari pandemi ini. Namun yang perlu diingat, sebelum ada covid-19, virus HIV/AIDS, flu burung, ebola, sudah merajalela di Indonesia. Bahkan sampai sekarang, penangkal virus-virus tersebut masih belum ditemukan secara tepat dan pas. Kembali ke covid-19, virus kasat mata ini memakan banyak korban, ujung-ujungnya korban meninggal dunia bila terlambat ditangani. Awalnya orang yang terkena virus ini bisa dilacak dari gejala yang dialaminya. Namun dalam perkembangannya, orang tanpa gejala yang dianggap terkena covid-19, pun tak luput dari ancamannya. Sudah ratusan ribu korban meninggal dunia, termasuk di Indonesia, setiap hari catatan jumlah korban yang sembuh selalu di bawah jumlah penyandang covid-19.

            Seperti yang saya sebutkan di awal, tak pelak imbas covid-19 juga memrihatinkan bidang pendidikan. Sebagai ujung tombak perubahan peradaban bangsa, pendidikan seolah berjalan tersendat dan penuh problema. Di satu sisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menggencarkan program merdeka belajar dan belajar merdeka, di sisi lain kelangsungan hidup seluruh insan pendidikan dipertaruhkan. Di Surabaya, misalnya, sudah 4 guru yang gugur sebagai pahlawan pendidikan karena terkena virus covid-19. Di beberapa pondok pesantren di Jawa Timur, semakin banyak santri yang terpapar covid-19.

            Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengambil langkah tepat dalam mengantisipasi menjalarnya covid-19 di berbagai lembaga pendidikan. Kegiatan belajar-mengajar tanpa tatap muka/kbm online menjadi salah satu andalan dalam menghambat agresivitas pandemi ini. Sudah hampir 6 bulan kegiatan ini berjalan, namun dalam praktiknya banyak dampak yang ditimbulkan, baik positif maupun negatifnya. Di satu sisi kegiatan ini semakin meningkatkan penguasaan teknologi informasi bagi para guru dan siswa. Pada sisi yang lain, banyak muncul kejenuhan belajar dan beban orang tua yang semakin tertekan. Kuota pulsa yang menguras keuangan keluarga hingga keluhan orang tua yang dipaksa merangkap menjadi ‘asisten’ guru di rumah. Yang mencemaskan, seperti baru-baru ini terjadi di Malang Jawa Timur, seorang ibu tega memukuli anaknya karena dianggap lambat dan sulit menerima penjelasan pelajaran matematika yang ‘diajarkannya’. Miris, bukan?

            Saya sendiri sebagai guru, dengan adanya kegiatan belajar-mengajar daring ini juga harus banyak bersabar melihat kondisi siswa saya. Bagaimanapun, masih banyak siswa yang gagap dan merasa jenuh dengan kbm daring ini. Belajar di rumah dan mengerjakan tugas-tugas tanpa bimbingan guru adalah kondisi yang tidak menyenangkan. Sibuk dengan handphone yang selalu online tanpa bertatap muka dengan teman-teman, ada canda dan tawa, ada cerita dan curhat, sungguh menyebalkan. Tanpa tutur kata halus dari para guru, motivasi yang menyemangati, nasihat yang menyejukkan, sungguh memeranakan raga dan jiwa siswa. Oleh karena itu, idealitas kbm daring tidak bisa diharapkan sepenuhnya dalam praktik di tengah kegalauan pandemi covid-19 ini.

            Namun demikian, kami di SMP Islam Tikung Lamongan, stakeholder mulai dari Yayasan, Kepala Sekolah, Dewan Guru, para staf, orang tua, dan para siswa, sudah mencanangkan dan berkomitmen sejak awal bahwa pembelajaran di lembaga ini adalah Pembelajaran Bermakna. Berangkat dari hikmah dan tauladan sejarah, dalam kondisi penuh keprihatinan masa penjajahan, bangsa Indonesia sanggup melahirkan tokoh-tokoh hebat yang memberi sumbangsih pemikiran dan perjuangan yang sangat bermanfaat baik secara nasional maupun internasional. Artinya, pembelajaran di lembaga ini tidak diawali dengan ratapan kesusahan yang menyayat, tetapi dengan optimism yang membuncah tetapi tetap terjaga dalam kewaspadaan.

            Apakah Pembelajaran Bermakna itu? Dalam konsep dan penerapan, pembelajaran bermakna berangkat dari kata MAKNA. Huruf M berarti memulai pembelajaran dengan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, Allah Subhanahu Wata’ala. Sebagai lembaga pendidikan umum berbasis pondok pesantren, kbm online di lembaga kami selalu diawali dengan kegiatan sholat dhuha yang harus diikuti seluruh guru dan siswa. Selesai sholat dhuha, setiap siswa menyetorkan bacaan Al-Qur”an dalam beberapa ayat. Selanjutnya siswa menyetorkan hafalan Juz ‘Amma. Memang program di SMP Islam Tikung, setiap siswa kelas 9 yang akan ujian nasional minimal harus hafal juz ke-30. Kegiatan berikutnya adalah para guru mata pelajaran memberikan materi  kemudian memberikan tugas-tugas. Seluruh kegiatan ini dikemas dalam Whattsap Grup (WAG) per kelas untuk memudahkan koordinasi dan pengawasan. Durasi kegiatan ini dimulai pukul 07.00 dan berakhir pada pukul 11.00 setiap hari. Pada sebagian waktu, para siswa juga mengikuti kbm dengan menggunakan youtube dan google classroom sehingga para siswa tidak merasa bosan.

            Huruf kedua, A, berarti aktualisasi diri. Artinya, para siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengakses sumber-sumber belajar yang relevan dan positif, untuk selanjutnya digunakan dalam kbm secara dua arah. Para guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyatakan pendapat secara terbuka dan menampung dengan lapang dada. Para guru tidak boleh secara sepihak berkomentar negatif meskipun pernyataan siswa itu salah dan tidak terarah. Para guru harus bersikap objektif dalam memahami setiap presentasi siswa. Kegiatan ini juga diarahkan untuk diskusi kelas sehingga keakraban dan penghargaan pendapat tetap terjalin meskipun terlaksana di dunia maya. Dalam praktiknya, kegiatan ini cukup menarik untuk memantik keberanian dan percaya diri siswa.

            K sebagai huruf ketiga berarti kejujuran. Sifat ini menjadi tolok ukur utama dalam kbm daring. Meskipun tidak bertemu secara tatap muka, para siswa diberi motivasi agar melaksanakan kejujuran dalam setiap tindakan dan ucapan. Maka setiap kegiatan yang sudah saya uraikan di atas, selalu dilandasi dan diikhtiari dengan kejujuran. Memang tidak ada sanksi bagi siswa yang bohong, misalnya senyatanya siswa tidak atau lupa sholat dan mengaji tetapi melaporkan dirinya melaksanakan, ketika sebulan sekali bertemu wali kelas untuk melaporkan kegiatan, akan ketahuan, lalu memohon maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Hasilnya, banyak orang yang mewartakan bahwa sekarang anaknya mengalami perubahan mendasar dalam etika dan belajar giat.

            Berikutnya adalah huruf N. maksud  hutuf ini adalah narasikan setiap kejadian atau peristiwa yang dialami dalam kbm daring. Meskipun hal-hal sederhana, yang dialami siswa dinarasikan dalam berbagai cara sesuai selera siswa. Boleh menulis dengan puisi, cerpen, atau artikel. Kegiatan ini selalu diingatakan para wali kelas dan setiap siswa dalam satu minggu minimal menyetorkan dua kali. Apabila ada kesulitan, para siswa diberi kesempatan untuk konsultasi kepada para guru. Terkadang urusan tulis-menulis menjadi beban dan tanggung jawab guru maple bahasa Indonesia, namu di SMP Islam Tikung para guru dilatih agar memahami dan mampu memraktikkan kegiatan literasi. Menarasikan momen bagi siswa diharapkan agar para siswa mampu mengembangkan potensi nalar/logika dan estetika. Kegiatan ini juga akan membuat siswa gemar membaca sebagai syarat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperkaya wawasan.

            Akhirnya sampai pada huruf kelima, A. Huruf ini berarti setelah melaksanakan semua kegiatan diakhiri dengan syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Bahwa dalam kondisi dirubung pandemi covid-19, suasana kehidupan penuh keprihatinan, disyukuri karena pasti ada hikmah yang penuh kebajikan. Kebijakan sekolah melaksanakan kbm daring ternyata semakin mengakrabkan keluarga, mendamaikan kehidupan orang tua dan anak, dan memaksimalkan potensi diri yang selama ini terpendam. Di balik sebuah kerumitan ada dua kemudahan, itu menjadi filosofi dasar lembaga SMP Islam Tikung. Pada ujungnya nanti, akan terhampar kehidupan yang lebih baik nan indah menawan.

            Demikian paparan sederhana ini yang bisa saya tuliskan, kurang lebihnya mohon maaf pada pembaca. Semoga bermanfaan.

 

                                                                        Lamongan, 5 September 2020

 

 

Lahir di Lamongan, 20 Mei 1969, setelah lulus dari SMAN 2 Lamongan, melanjutkan kuliah di IKIP Negeri Surabaya (sekarang Unesa) mengambil Diploma Bahasa Indonesia. Menjadi guru sejak 1991 di MTs. A. Wahid Hasyim Tikung Lamongan, selanjutnya mulai 2004 hingga sekarang mengajar di SMP Islam Tikung dan SMP Tashwirul Afkar Sarirejo Lamongan. Juga sejak 2004 bergiat aktif di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mahayana dan Al-Futuh Tikung Lamongan. Lulus S1 jurusan BK dari Universitas Kanjuruhan Malang. Sejumlah puisi dan artikel pernah dimuat di Suara Dewan Lamongan, Suara Guru, dan Jawa Pos Radar Bojonegoro. Ingin belajar menulis dan menerbitkan buku adalah impian mewujudkan saling berbagai dalam kebaikan lewat literasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

puisi-puisi new normal

  PUISI-PUISI NEW NORMAL   SECANGKIR KOPI   Secangkir kopi mencoba meruntuhkan suntuk saya. Suntuk seakan tak berkesudahan menggelisahi virus corona. Secangkir kopi bersedia memahitkan dirinya dan bercengkerama dengan kepahitan hidup saya.   Matahari merambat pelan, setia dengan kodrat yang diembannya. Setiap hari, tanpa kenal letih. Apakah kepahitan hidup saya lebih berat daripada tugas matahari?   Secangkir kopi mencoba mendekat ke matahari: ada kehangatan dan kegairahan. Begitulah hidup, sepahit apa pun ujungnya adalah kemenangan yang nunut. Begitu jua virus corona: ada masa beringsut sebentar lekas puput, hidup normal kembali, meniti hari-hari menuju Ridho Ilahi   Secangkir kopi yang diseruput memudarkan gelisah yang akut virus corona akan larut bersama embun pagi       BULAN PURNAMA   Tadi malam bulan purnama mengajakku dan teman-temanku Bermain sembunyi di halaman rumah Hampir empat bulan rembulan sembunyi Gegara corona

Lomba Menulis di Blog

  KBM DARING ANTI GARING Oleh: Muslimin,S.Pd. *)               Kemerdekaan dan pendidikan adalah simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan. Pendidikan adalah salah satu cara untuk meraih kemerdekaan. Bangsa yang merdeka mampu membangun pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang merdeka memercepat peningkatan sumber daya manusia unggul suatu bangsa. Suasana kemerdekaan akan menjamin kelangsungan pendidikan terlaksana secara aman, terarah, dan bermasa depan penuh kemajuan dan kejayaan.             Dalam usia kemerdekaan ke-75, perkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia memang masih banyak terdapat kekurangan. Hal ini bisa dilihat dari indeks sumber daya manusia Indonesia yang belum beranjak dari urutan rendah dibanding negara-negara di wilayah Asean atau Asia. Namun demikian, noktah-noktah keunggulan pendidikan Indonesia mulai muncul secara signifikan. Adanya para siswa atau mahasiswa, para guru atau dosen, yang berprestasi di tingkat nasional, bahkan internasional,